Banyak sekali tema tentang filosofi gelas setengah penuh, atau gelas setengah kosong yang di bahas di beberapa artikel dan media on line. Kali ini saya akan menghadirkan sudut pandang yang berbeda dari tema tersebut.
Fokus pada gambar di atas, sengaja saya isi dengan 60% air. Apakah kondisi gelas tersebut setengah penuh? Atau setengah kosong? Mungkin jawaban tepatnya secara matematis adalah gelas tersebut 60% berisi air, sedangkan sisanya sekitar 40% berisi udara. Tapi jawaban itupun tidak sepenuhnya benar, karena dalam airpun bisa jadi terdapat kandungan udara. Baiklah lupakan seberapa banyak airnya, kita fokus pada gelas diatas setengahnya berisi air.
Mereka yang menyebutnya sebagai gelas setengah penuh berarti
adalah pribadi yang optimis dan bersyukur, karena mereka melihat dari sudut
pandang penuhnya bukan dari kurangnya. Namun menurut saya jika ada yang
berpendapat gelas tersebut setengah kosong bukan berarti mereka golongan orang
yang pesimis. Bahkan menurut saya tidak ada kaitan antara filosofi gelas
setengah penuh, atau setengah kosong ini dengan optimis atau tidak.
Bisa jadi mereka yang menyebutnya sebagai gelas setengah
kosong punya pendapat bahwa mereka melihat dari kurangnya. Dari kekurangan itu
mereka akan terpicu semangatnya untuk bisa membuatnya penuh. Dengan cara
pandang yang demikian berarti mereka yang mengatakan gelas setengah kosong juga
bisa disebut orang yang optimis, malah menurut saya sangat optimis.
Selain optimis, golongan ini juga mereka yang rendah hati
karena mau mengakui bahwa gelasnya setengah kosong. Jadi mereka mau menerima
masukan dan hal-hal baru demi kebaikan dan kemajuan yang ingin mereka capai.
Inti dari pembahasan saya kali ini hanya ingin membuka sudut
pandang lain tentang tema tersebut. Jika penulis lain punya pandangan yang
berbeda tentang hal tersebut sah-sah saja. Karena menurut saya perbedaaan
adalah sebuah keberagaman yang indah. Perbedaan tidak perlu menjadi bahan
pemicu perdebatan, perbedaan yang dikelola baik malah bisa menjalin keselarasan
dengan saling melengkapi.
PRIORITY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar