Kamis, 21 Mei 2015

Memasang Target SUKSES Tidak Lebih Penting

Mengutip sebuah kalimat dari jaman jepang kuno yang mengatakan: “Ketika dua orang samurai bertempur salah satunya siap mati, tapi terkadang malah dialah yang menang”
Seperti seorang penjudi yang bercita cita untuk kalah di sebuah meja judi, justru dialah yang jadi pemenang.

Dari dua kalimat diatas, saya akan bahas mengenai penggunaan dasar keyakinan yang mendukung tujuan dan yang malah akan menjauhkan Anda dari tujuan yang akhirnya menuju kegagalan.
Sering kita melakukan pemrograman mindset untuk sebuat goal tertentu, tetapi kadang kita melupakan sesuatu. Justru karena pemrograman mind set yang salah, afirmasi yang kurang tegas tanpa disertai incantation akan membuat beban fikiran semakin besar yang akhirnya membenani kinerja seluruh indera dalam tubuh Anda.

Contoh:
Si Udin ingin masuk final lomba tenis meja tunggal, dan dia menargetkan dirinya untuk menang. Karena penetapan target harus menang dia jadi selalu berfikir keras untuk itu, akhirnya membebani fikirannya. Udinpun akhirnya kalah karena kesulitan berkonsentrasi akibat beban fikiran berlebihan. (Nama dan cerita hanya fiktif)

Si Mamat adalah penjudi pemula di kampung A, dia sering kalah berjudi sampai menjual motor kesayangannya. Mala mini dia ingin berjudi untuk terakhir kalinya dan sengaja ingin kalah untuk memberikan efek jera pada diri sendiri. Akhirnya dia berjudi tanpa beban fikiran, cara fikir dan gerak tanganya spontan saja tanpa ada rasa takut. Ternyata akhirnya si Mamat malah menang. (Nama dan cerita hanya fiktif)

Dari dua contoh diatas jelas bahwa mindset yang kuarang kuat malah akan menjadi kabur dan membenani pikiran. Sehingga alam bawah sadar Anda bertolak belakang dengan fikiran realistis. Jadi jangan sampai setengah-setengah melakukan afirmasi, lakukan dengan penuh akurasi, beri warna yang jelas, beri isualisasi yang nyata dan sertai dengan incantation serta doa yang diyakini (bukan doa yang asal ucap dan kita sendiri meragukannya).

Teringat sharing dari seorang teman yang telah sukses pada bisnis ekspedisi. Beliau mengisahkan bahwa awalnya terpaksa menekuni usaha tersebut. Tapi Beliau terus berusaha hingga lama-lama keterpaksaan itu menjadi kebiasaan. Pada saat usahanya baru berkembang Beiau pernah sudah berfikir bahwa semuai ini cukup. Penghasilan yang diterimanya diyakininya sudah cukup dan tidak ingin lebih sukses lagi. Beliau ingin berhenti memikirkan sukses. Tiap hari yang dilakukannya hanya rajin berusaha seperti biasa tidak ada yang ditingkatkan dari usahanya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, tanpa dia sadari jumlah odernya terus bertambah, market sharenya juga semakin meluas. Demi melayani customer dengan baik dan tidak ingin menolak order Beliau terpaksa membeli beberapa armada baru. Sampai 10 tahun berlalu kebiasaan itu dijalaninya dengan biasa saja, tanpa target kesuksesan, semua dijalani dengan tanpa beban karena merasa sudah cukup. Tapi ternyata sekarang Beliau dipaksa sukses oleh kondisi, ya tentunya ada campur tangan Allah atas keberhasilannya itu.


Dari sini kita dapat pelajaran berharga, bahwa bukan keinginan dan target kesuksesan yang bisa membuat teman saya ini sukses dibidangnya. Tapi sebuah proses di track yang sudah benar dan terus dilakukan  berulang tanpa berfikir akan hasil yang akan dicapainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar