Mengutip sebuah kalimat dari jaman jepang kuno yang
mengatakan: “Ketika dua orang samurai bertempur salah satunya siap mati, tapi
terkadang malah dialah yang menang”
Seperti seorang penjudi yang bercita cita untuk kalah di
sebuah meja judi, justru dialah yang jadi pemenang.
Dari dua kalimat diatas, saya akan bahas mengenai penggunaan
dasar keyakinan yang mendukung tujuan dan yang malah akan menjauhkan Anda dari
tujuan yang akhirnya menuju kegagalan.
Sering kita melakukan pemrograman mindset untuk sebuat goal
tertentu, tetapi kadang kita melupakan sesuatu. Justru karena pemrograman mind
set yang salah, afirmasi yang kurang tegas tanpa disertai incantation akan
membuat beban fikiran semakin besar yang akhirnya membenani kinerja seluruh
indera dalam tubuh Anda.
Contoh:
Si Udin ingin masuk final lomba tenis meja tunggal, dan dia
menargetkan dirinya untuk menang. Karena penetapan target harus menang dia jadi
selalu berfikir keras untuk itu, akhirnya membebani fikirannya. Udinpun
akhirnya kalah karena kesulitan berkonsentrasi akibat beban fikiran berlebihan.
(Nama dan cerita hanya fiktif)
Si Mamat adalah penjudi pemula di kampung A, dia sering
kalah berjudi sampai menjual motor kesayangannya. Mala mini dia ingin berjudi
untuk terakhir kalinya dan sengaja ingin kalah untuk memberikan efek jera pada
diri sendiri. Akhirnya dia berjudi tanpa beban fikiran, cara fikir dan gerak
tanganya spontan saja tanpa ada rasa takut. Ternyata akhirnya si Mamat malah
menang. (Nama dan cerita hanya fiktif)
Dari dua contoh diatas jelas bahwa mindset yang kuarang kuat
malah akan menjadi kabur dan membenani pikiran. Sehingga alam bawah sadar Anda
bertolak belakang dengan fikiran realistis. Jadi jangan sampai
setengah-setengah melakukan afirmasi, lakukan dengan penuh akurasi, beri warna
yang jelas, beri isualisasi yang nyata dan sertai dengan incantation serta doa
yang diyakini (bukan doa yang asal ucap dan kita sendiri meragukannya).
Teringat sharing dari seorang teman yang telah sukses pada
bisnis ekspedisi. Beliau mengisahkan bahwa awalnya terpaksa menekuni usaha
tersebut. Tapi Beliau terus berusaha hingga lama-lama keterpaksaan itu menjadi
kebiasaan. Pada saat usahanya baru berkembang Beiau pernah sudah berfikir bahwa
semuai ini cukup. Penghasilan yang diterimanya diyakininya sudah cukup dan
tidak ingin lebih sukses lagi. Beliau ingin berhenti memikirkan sukses. Tiap
hari yang dilakukannya hanya rajin berusaha seperti biasa tidak ada yang ditingkatkan
dari usahanya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, tanpa dia sadari jumlah
odernya terus bertambah, market sharenya juga semakin meluas. Demi melayani
customer dengan baik dan tidak ingin menolak order Beliau terpaksa membeli
beberapa armada baru. Sampai 10 tahun berlalu kebiasaan itu dijalaninya dengan
biasa saja, tanpa target kesuksesan, semua dijalani dengan tanpa beban karena
merasa sudah cukup. Tapi ternyata sekarang Beliau dipaksa sukses oleh kondisi,
ya tentunya ada campur tangan Allah atas keberhasilannya itu.
Dari sini kita dapat pelajaran berharga, bahwa bukan
keinginan dan target kesuksesan yang bisa membuat teman saya ini sukses
dibidangnya. Tapi sebuah proses di track yang sudah benar dan terus dilakukan berulang tanpa berfikir akan hasil yang akan
dicapainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar